Senin, 04 Januari 2010




Here we are now, entertain us...


I feel stupid and contagious!


Here we are now, entertain us


A mulatto, an albino...


A mosquito, my libido...


Yeah!

"SMELLS Like Teen Spirit". Sebuah anthem dari Nirvana yang mewakili mewabahnya era musik "Grunge" pada awal `90-an. Sering disebut sebagai seattle-sound karena perkembangannya emang dimulai dari daerah Seattle, Grunge menjadi wabah yang mendunia, berkata popularitas Nirvana, Pearl Jam, Soundgarden, dan beberapa band lainnya.

Terminologi grunge sendiri berasal dari kata "Grungy", sebuah idiom slank yangt bisa diartiin kotor, atau najis. Adalah Mark Arm, vokalis salah satu pelopor genre musik Grunge yang tergabung dalam Green River (dan Mudhoney, setelah Green River bubar) yang pertama kali menggunakan istilah tersebut. Karakteristik musiknya sendiri berbeda-beda, namun lazimnya banyak terinfluence punk, alternative rock, dan heavy metal. Menciptakan melodi dalam distorsi, dengan efek-efek yang sarat noise. Meskipun identik dengan musik yang keras, namun enggak jarang juga musisi Grunge yang membawakan lagu yang agak slow ala ballads.

Lirik-lirik yang dibawakan oleh para musisinya, banyak yang menyuarakan protes mereka terhadap isu-isu sosial, dan bahkan politik. Pearl Jam, misalnya. Lewat lagi hits mereka "Jeremy", Eddie Veder sang vokalis ingin menyampaikan kebencian mereka terhadap penyalahgunaan senjata, dan child abuse. "Black Hole Sun"-nya Soundgarden, bercerita tentang kemunafikan masyarakat yang hidupnya dianggap penuh kepalsuan. Sementara Nirvana, kebanyakan liriknya terkesan desperate dan suicidal dalam menyampaikan kekesalan mereka atas segala hal, lagu "Heart-Shaped Box", misalnya terinspirasi dari kisah anak-anak penderita kanker.

Gaya manggung band-band Grunge, cenderung tampil apa adanya. Minim aksi panggung, tanpa tata lampu dan gimmick yang berlebih, wardrobe sesukanya, dan nyaris enggak ada interaksi dengan penonton. T-shirt, jeans (biasanya sobek-sobek), sepatu kets dekil atau boots, dan menggunakan kemeja berbahan flanel (sempet populer banget pada awal tahun ’90-an di Indonesia), itu dia dress code musisi grunge. Meminjam istilah dari Slank, gaya musisi Grunge itu "slenge-an", berpakaian seenaknya, dan seperti yang menyirikan kalo mereka enggak peduli dengan sanitasi tubuh.

Rebellious, seperti layaknya musik-musik yang avant-garde di zamannya, Grunge pun sempat dianggap sebagai musik pemberontakan yang pada awalnya ditolak masyarakat. Seperti layaknya Elvis dengan Rockabilly-nya yang dianggap terlalu sensual, ataupun Black Sabbath dan Metallica dengan Heavy-Metal, Grunge berubah dari musik yang enggak diterima menjadi musik mainstream. Ini terjadi saat nama-nama seperti Nirvana dan Pearl Jam meraih popularitas secara mendunia

Pada tahun 1994, dunia digegerkan dengan aksi bunuh diri vokalis Nirvana, Kurt Cobain. Popularitas Grunge menurun seiring dengan masuknya musik-musik baru pada akhir `90-an, dan minimnya karya-karya baru dari musisi Grunge (yang kebanyakan sudah menurun produktivitasnya). Hingga kini, bisa dibilang hanya Pearl Jam yang masih rajin melakukan tour dan memberikan musik-musik baru buat pendengarnya.

Tertarik untuk mencicipi Grunge? Kalo iya, kamu kudu memulainy

a dengan mencari koleksi-koleksinya.. X)


kurt cobain sang vokalist nirvana